Laporan Mingguan Pasar BTC: Perang Tarif Masuk Tahap Baru, Aset Global Menemukan Titik Terendah

Harga Bitcoin minggu ini menunjukkan tren kenaikan, dari awal minggu di 78370,15 dolar AS naik menjadi 84733,07 dolar AS di akhir pekan, dengan total kenaikan mingguan mencapai 6,84%, dan volatilitas sebesar 14,89%. Volume perdagangan meningkat secara signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Perlu dicatat bahwa harga BTC telah pertama kali menembus batas atas saluran penurunan sejak akhir Januari dan mendekati rata-rata pergerakan 200 hari.

Variabel utama di pasar keuangan makro global masih merupakan apa yang disebut "perang tarif yang setara". Evolusi dramatis dari kebijakan ini menarik perhatian dunia, dengan langkah-langkah balasan China yang sangat mencolok. Dalam "permainan tabrakan" ini, pihak yang lebih dulu menunjukkan kelemahan kemungkinan besar akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Perang tarif global ini memicu reaksi kuat dari dunia politik, bisnis, dan keuangan, yang pada akhirnya menyebabkan kapital keluar secara besar-besaran dari pasar AS, dengan pasar saham, obligasi, dan valuta asing AS mengalami pukulan berat secara bersamaan.

Menghadapi krisis keuangan yang akan datang, pemerintah AS memilih untuk mengalah, termasuk menunda sebagian penerapan tarif setara, mengurangi intensitas tarif, dan memperluas daftar barang yang dikecualikan. Pada saat yang sama, AS telah melepaskan sinyal baik kepada pesaing utama di tingkat opini publik. Dengan demikian, "perang tarif setara" secara bertahap memasuki tahap kedua, di mana semua pihak akan mulai melakukan negosiasi dan kompromi.

Pasar aset berisiko yang sebelumnya anjlok akibat perang tarif tahap pertama kini mengalami rebound. Meskipun fase paling parah dari perang tarif mungkin sudah berlalu, kekacauan yang ditimbulkannya akan terus mempengaruhi berbagai pasar. Fokus perhatian pasar ke depan akan tertuju pada apakah konflik tarif akan semakin meningkat, apakah Federal Reserve akan "tepat waktu" menurunkan suku bunga, dan apakah ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi.

Dalam kebijakan dan ekonomi makro, karena sebagian besar negara kesulitan untuk melakukan penanggulangan yang efektif terhadap "tarif setara", China dan Uni Eropa telah menjadi kekuatan utama dalam melawan unilateralisme Amerika Serikat, di mana langkah-langkah penanggulangan China sangat tegas. Setelah beberapa putaran negosiasi, tarif Amerika Serikat terhadap China telah dinaikkan menjadi 145%, sementara tarif penanggulangan China terhadap Amerika Serikat mencapai 125%. Ini sebenarnya telah berdampak serius pada hubungan perdagangan normal antara kedua negara, oleh karena itu China kemudian mengumumkan tidak akan lagi merespons tindakan kemungkinan pengenaan tarif lebih lanjut dari Amerika Serikat.

Pada 10 April, Amerika Serikat mengumumkan penangguhan tarif timbal balik untuk sebagian besar negara (tidak termasuk China), hanya mempertahankan "tarif dasar" sebesar 10%, dan mulai melakukan negosiasi dengan negara-negara tersebut. Berita ini mendorong kenaikan tajam di pasar saham AS, dengan indeks Nasdaq mencatat kenaikan terbesar kedua dalam sejarah dalam sehari. Meskipun China tampaknya berada dalam posisi pasif, sikap tegasnya sebenarnya memberikan tekanan besar pada Amerika Serikat. Pada 12 April, Amerika Serikat mengumumkan pengecualian tarif timbal balik sebesar 145% untuk beberapa barang dari China, termasuk smartphone, tablet, laptop, semikonduktor, sirkuit terintegrasi, memori flash, dan modul tampilan.

Dorongan bagi pemerintah Amerika Serikat untuk masuk ke "fase kedua" bukan hanya berasal dari tindakan balasan China, tetapi juga dari suara penolakan yang kuat dari kalangan politik, bisnis, dan pasar keuangan di Amerika Serikat. Pada 7 April, ketiga indeks utama AS mencapai titik terendah selama periode penyesuaian, dengan beberapa indeks telah memasuki atau mendekati pasar beruang secara teknis. Keesokan harinya, indeks ketakutan VIX melonjak ke 52,33, mencatat puncak tertinggi ketiga sejak krisis subprime 2008 dan krisis pandemi COVID-19 pada 2020.

Pada saat yang sama, pasar obligasi pemerintah AS juga mengalami volatilitas yang hebat. Rendahnya imbal hasil obligasi jangka pendek sempat turun menjadi 3,8310% pada hari Kamis, sementara imbal hasil obligasi jangka panjang melonjak signifikan pada hari Jumat, ditutup pada level tinggi 4,4950%. Setelah pasar saham mengalami penjualan besar-besaran, dana di pasar obligasi juga ikut melakukan penjualan. Ditambah dengan aliran dana dari AS menuju Eropa dan daerah lainnya, indeks dolar juga mengalami penurunan yang signifikan.

Kondisi "tiga pembunuhan" di pasar saham, pasar obligasi, dan pasar valuta memaksa pemerintah AS untuk mengeluarkan sinyal pelonggaran perang tarif dan mengungkapkan daftar barang yang dikecualikan. Sementara itu, Federal Reserve juga mengeluarkan sinyal "dovish". Presiden Federal Reserve Boston, Collins, mengatakan dalam wawancara media pada hari Jumat bahwa Federal Reserve "siap sepenuhnya" untuk menggunakan berbagai alat untuk menstabilkan pasar keuangan jika diperlukan.

Pelunakan perang tarif dan janji lisan Federal Reserve memberi sedikit kelegaan sementara bagi pasar keuangan AS. Pada hari Jumat, ketiga indeks saham utama AS ditutup naik setelah minggu yang bergejolak. Namun, mengingat ketidakpastian pemerintah AS dan risiko resesi serta inflasi yang dihadapi ekonomi AS (indeks kepercayaan konsumen Universitas Michigan yang diumumkan minggu ini terus turun menjadi 50,8), kemungkinan pasar mengalami pembalikan V sangat kecil.

Dalam pasar Bitcoin, tekanan jual dari pemegang jangka pendek dan jangka panjang minggu ini telah berkurang, sedikit meredakan penjualan panik selama tiga minggu berturut-turut. Total penjualan di blockchain sepanjang minggu adalah 188816,61 BTC, di mana pemegang jangka pendek menjual 178263,27 BTC dan pemegang jangka panjang menjual 10553,34 BTC. Pada tanggal 7 dan 9, pemegang jangka pendek mengalami kerugian besar lagi di pasar global yang penuh kepanikan.

Saat ini, kelompok pemegang jangka panjang masih berfungsi sebagai penstabil pasar, menambah hampir 60.000 BTC minggu ini, menunjukkan likuiditas pasar masih cukup langka. Hingga akhir pekan, kelompok pemegang jangka pendek secara keseluruhan masih berada pada level kerugian 10%, menunjukkan bahwa pasar masih menghadapi tekanan besar.

Berdasarkan indikator siklus pasar, BTC saat ini berada dalam fase pemulihan kenaikan. Meskipun lingkungan makro global masih terdapat banyak ketidakpastian, pasar Bitcoin menunjukkan ketahanan tertentu. Investor harus memantau dengan cermat arah kebijakan ekonomi global dan potensi dampaknya terhadap pasar cryptocurrency.